Minggu, 22 April 2012

Manusia dan kesusastraan


Pendekatan kesusastraan
Pada dasarnya Ilmu Budaya Dasar berasal dari kata bahasa inggris yaitu the humanities. Yang mempunyai arti yaitu halus, manusiawi serta berbudaya. Setiap manusia, diperkenankan untuk mempelajari ilmu ini. Karena ilmu ini mencakup nilai-nilai dalam kehidupan kita. Dan terkadang, apa yang dimasukkan dalam ilmu humanities ini masih dapat diperdebatkan, karena disesuaikan dengan keadaan dan waktu.
Dalam kehidupan, manusia dan kesusastraan saling berkaitan, yaitu antara sastra dan seni. Maka dari itu kita harus mengetahui, apa yang dimaksud dengan seni dan sastra.
Pengertian Sastra
Banyak sekali pengertian sastra dari berbagai sumber. Ada yang menyatakan bahwa sastra adalah seni berbahasa, sastra adalah ekspresi pikiran (pandagan, ide, perasaan, dan pemikiran) dalam bahasa, sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, dan semangat keyakinan dalam bentuk gambaran kongkrit yang membangkitkan pesona dalam bahasa.
Tapi dalam kesimpulan saya, sastra adalah suatu seni dalam bahasa.
Pengertian Seni.
Seni dalam bahasa inggris, yaitu art. Tetapi dalam bahasa latin yaitu ars, yang artinya keterampilanh yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan, atau proses belajar. Dari dasar kata ini, berkembang pengertian yang didapat dari kamus webster, yaitu penggunaan keterampilan dan imajinasi dalam menghasilkan benda-benda estetis. (webster collegiate dictionary, 1973 hal.63). dan terdapatkata lain juga uyang diambil dari bahasa belanda yaitu kunts, yang artinya suatu kesatuan secara struktural dari elemen-elemen estetis, kwalitas- kwalitas teknis dan simbolis, yang mempunyai arti tersendiri dan tidak membutuhkan lagi pengesahan oleh unsur-unsur luar untuk penyataan dirinya. (winkler prins, hal.147). dan juga terdapta dalam kamus bahas indonesia kecakapan membuat atau menciptakan sesuatu yang elok-elok atau yang indah-indah. Sesuatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar biasa seperti sajak, lukisan, ukiran-ukiran dan sebagainya.



Konsepsi ilmu budaya dasar dalam kesusastraan.
 Prosa
Prosa adalah karya sastra yang dibentuk secara cerita dengan bebas, tetapi tidak terikat dengan rima dan irama. Dalam istilah prosa banyak sekali padanannya, kadang disebut narrative fiction, prose fiction, atau hanya fiction saja. Tetapi dalam bahasa indonesia, istilah ini sering diterjemahkan sebagai rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal dan imajinasi.
Dalam kesusastraan indonesia prosa terbagi menjadi dua, yaitu prosa lama dan prosa baru.
a.      Prosa lama yaitu meliputi

·         Hikayat.

·         Dongeng-dongeng.

·         Epos.
·         Sejarah.
·         Cerita pelipur lara.
b.      Dan prosa baru meliputi
·         Biografi
·         Cerita pendek
·         Roman\novel
·         Kisah
·         Otobigrafi
Nilai-Nilai dalam prosa fiksi.

Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, prosa dapat membawa moral dan memberikan nilai-nilai atau pesan cerita terhadap, siapa yang membacanya. Nilai-nilai yang dapat diambil terhadap pembacanya yaitu.
-          Prosa fikisi dapat memberikan suatu informasi fiksi, yang tidak terkandung dalam ensiklopedi. Contohnya dalam membaca novel sering kita dapat belajar, untuk memahami kehidupan masa kini, masa lalu, ataupun masa mendatang yang asing sama sekali, dibandingkan kita belajar melalui sejarah maupun jurnalistik.

-          Prosa fiksi dapat memberikan kesenangan keistimewaan kepada pembacanya. Pembaca dapat mengalami peristisa atau kejadian yang dikisahkan.

Hubungan sastra dan seni dengan puisi
Kepuitisan dan keindahan puisi disebabkan oleh kekreativitasan penyair dalam membangun puisinya. Puisi dipakai sebagai media pembelajaran yang sesuai dengan tema dan pokok-pokok yang terkandung dalam IBD.
1.      Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
2.      Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.      Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
4.      Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dan sebagainya. Sehingga puisi dapat menjadi lebih menarik, segar dan lebih hidup dalam memberi kejelasan gambaran angan.

5.      Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan yang dapat menggugah hati.

Adapun alasan yang mendasari pembelajaran puisi dalam Ilmu Budaya Dasar yaitu :
-          Hubungan puisi dalam pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut sebagai pengalaman perwakilan. Ini berati bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dalamnya, untuk lebih menghidupkan pengalamannyadari sekedar pengalamannya yang tak terbatas.
-          Puisi dan keinsyafan sosial.

Puisi juga memberikan suatu pengetahuan kepada manusia sebagai makhluk sosial, yang terlibat dalam isu dan proble sosial. Secara imaginatif puisi dapat menggambarkan situasi dasar manusia dalam kesosialannya, yang bisa berupa :

·         Konflik dengan sesamanya.

·         Perjuangan untuk kekuasaan.

·         Penderitaan atas ketidak adilan.

-          Puisi dan kesadaran individual.
Dengan membaca puisi kita dapat diajak untuk melihat hati atau pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.

Jadi, hubungan sastra, seni dan ilmu budaya dasar memiliki hubungan yang sangat erat karena budaya itu sendiri tidak luput dari tulisan-tulisan yang dibuat menjadi sebuah seni yang bernilai budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar