Kamis, 24 November 2011

Fokus Pemberdayaan Keluarga

BOGOR – Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan sebagian besar anak yang bekerja di jalan berasal dari keluarga tak mampu. Karena itu, pengembangan ekonomi keluarga anak jalanan (anjal) menjadi salah satu fokus utama program kesejahteraan sosial.

Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos Makmur Sunusi mengatakan, masyarakat miskin perkotaan sangat memengaruhi tingkat perkembangan dan penurunan jumlah anjal. Untuk mencegah agar anak tidak kembali ke jalanan,perlu ada pengembangan ekonomi keluarga. ”Persoalan ekonomi keluarga kerap jadi penyebab anak bekerja di jalan, bahkan tak sedikit orang tua yang menjadikan anak sebagai tumpuan ekonomi keluarga,” ungkap Makmur pada rapat koordinasi dan sosialisasi program kesejahteraan sosial anak di Bogor kemarin.


Menurut dia,program kesejahteraan sosial anak (PKSA) juga menangani keluarga dan komunitas anjal melalui pemberdayaan keluarga. Bahkan, selain mengembangkan potensi diri dan kreativitas anak, pemerintah juga melakukan upaya terarah, terpadu dan berkelanjutan melalui penguatan tanggung jawab orang tua atau keluarga. Dengan demikian, anjal tidak melakukan aktivitas ekonomi di jalanan, tetapi kembali ke sekolah, keluarga, serta mengikuti kegiatan peningkatan potensi diri.

Direktur Pelayanan Kesejahteraan Anak Kemensos Harry Hikmat mengatakan, umumnya anjal berasal dari keluarga yang bekerja di sektor nonformal.Bahkan,banyak di antara keluarga yang tidak bekerja sehingga anjal terpaksa harus menanggung beban ekonomi keluarga. Realitas lainnya, keluarga anjal banyak yang tinggal di wilayah kumuh dan ilegal.”Kondisi ini bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah yang menginginkan warganya hidup layak,”kata Harry.

Harry menjelaskan, berdasarkan temuan di lapangan,keluarga anjal sulit mengakses program-program pemerintah karena tidak memiliki KTP dan kartu keluarga (KK) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar anaknya. Bahkan, tidak sedikit dari anjal yang tidak memiliki akta lahir sehingga mengalami kesulitan akses terhadap layanan pendidikan. Apalagi, sebagian besar program- program pemerintah mensyaratkan kepemilikan data KTP dan KK.

”Situasi ini yang mendorong anjal tetap tinggal di jalanan,”terangnya. Dia menegaskan pentingnya dukungan terhadap keluarga anjal,sebab ekonomi keluarga secara langsung berkorelasi dengan keberadaan anak di jalanan. Untuk itu, pemberdayaan orang tua anjal penting menjadi target program kesejahteraan sosial anak.

Dia menyebutkan, sedikitnya orang tua anjal di Jakarta sejak 2009 hingga 2011 berjumlah 3.500 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut baru 816 KK sudah diberdayakan menggunakan APBN sebesar Rp 500 juta,Dana UKS Rp 225 juta dan dana APBD Dinsos DKI Jakarta Rp 300 juta.
_ andi setiawan _


Ulasan saya :

 pemerintah harus tanggap dan cermat untuk menyelesaikan hal ini. Karena semakin kemari semakin bayak saja anak-anak di jalanan (anjal). Padahal setiap warga Negara berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah apabila ia dari keluarga yang tidak mampu. Dan bagi warga (anjal) yang tidak mempunyai KTP maupun KK harus di data dan ditindak lanjuti oleh pemerintah agar semua anjal bisa mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana mestinya.



Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/446111/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar